google-site-verification: google6968eaab40b0eb36.html ano.sb: kebidanan komprehensif

selamat datang

selamat datang
terimakasih atas kunjungan anda hari ini semoga dapat bermanfaat

Jumat, 07 Agustus 2009

kebidanan komprehensif

BAB II
TINAJAUAN TEORITIS

Asuhan kebidanan bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, hasil dari asuhan kebidanan dapat dibuktikan di Negara-negara dimana pelayanan kebidanan terintegrasi, asuhan kebidanan berfokus pada pencegahan dan promosi kesehatan yang bersifat holistic. Dalam Bab II ini akan dibahas asuhan kebidanan secera komprehensif dari mulai kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

A. Antenatal Care
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dan rahim. Prenatal care adalah pengawasan intensif sebelum kelahiran.

1. Tujuan Pemeriksaan Ibu Hamil
Tujuan umum :
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu pada khususnya dan keluarga pada umumnya selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

Tujuan khusus :
a. Mengenali dan memberikan penagnan pada penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
b. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin.
c. Menurunkan angka mordibitas dan mortalitas ibu dan anak.
d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pola hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

2. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
a. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
1) Satu kali pada trimester I
2) Satu kali pada trimester II
3) Dua kali pada trimester III
b. Pelayanan/asuhan antenatal standar minimal (termasuk 7 T)
1) Timabang berat badan
2) Ukur Tekanan darah
3) Ukur Tinggi fundus uteri
4) Pemberian imunisasi Tetanus toksoid yang lengkap
5) Pemberian Tablet zat besi, minum 90 tablet selama kehamilan
6) Tes terhadap penyakit menular seksual
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

3. Pemeriksaan Ibu Hamil
a.Trimester I
Anamnesa
1. Anamnesa identitas istri dan suami: nama, umur, agama, pekerjaan, alamat dan sebagainya.
2. Riwayat kehamilan sekarang meliputi:
HPHT (hari pertama haid terahir)
a) Subyektif
Anamnesis
Anamnesis pada asuhan antenatal bertujuan untuk mengetahui keadaan kesehatan dan keluhan yang dirasakan ibu. Kunjungan pertama merupakan kesempatan pertama untuk membuat ibu merasa nyaman berbicara tentang dirinya. Komponen-komponen dalam riwayat pada kunungan antenatal pertama:
(1) Informasi biodata:
Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat ibu dan suami.
(2) Riwayat kehamilan sekarang:
(a) HPHT dan apakah normal dan dapat menentukan taksiran persalinan
(b) Gerakan janin (kapan mulai dirasakan dan apakah ada perubahan yang terjadi)
(c) Keluhan utama: keluahan yang dirasakan oleh ibu
(3) Riwayat haid
(a) Menarche pertama kali mendapatkan haid pada umur berapa.
(b) Keteraturan siklus terdiri atas:
- Lamanya haid
- Panjang-lamanya haid
- Banyaknya atau jumlah haid dalam satu siklus
- Adanya dismenorhoe
(4) Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya
(a) Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan aterm, persalinan prematur, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan (forcep, vakum, atau operasi SC).
(b) Riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan atau nifas sebelumnya.
(c) Hipertensi disebabkan kehamilan pada kehamilan sebelumnya.
(d) Perinci keadaan anak yang dilahirkan; jenis kelamin, berat lahir, dan panjang lahir, ketika lahir apakah keluarnya spontan atau tidak, aterm atau tidak, letak normal atau letak sungsang jika letak normal bagaimana presentasinya, bagaimana keadaan sekarang dan berapa usianya.
(e) Ketika ibu melahirkan anak tersebut apakah terjadi perdarahan, bagaimana pengeluaran plasenta dan bagaimana pada nifasnya.
(f) Adakah penyakit atau tindakan yang menyertai kehamilan dan persalinannya terdahulu seperti hiperemisis, preeklamsi, perdarahan antepartum, perdarahat post partum, penggunaan alat-alat obstetik, seksio sesana.
(5) Adakah penyakit sistemik seperti; jantung, paru, ginjal, diabetes melitus, hipertensi dan penyakit kelamin.
(6) Riwayat penyakit keluarga seperti epilepsi, astma, hipertensi, DM.
(7) Riwayat kehamilan sekarang:
(a) Menanyakan hari pertama haid terahir. Hal ini digunakan untuk menghitung taksiran kehamilan dan usia kehamilan.
(b) Pemeriksaan antenatal:
Pertama kali digunakan pada usia kehamilan berapa, berapa kali dilakukannya, siapa yang melakukan ANC, pernah minum obat apa saja, apakah sudah diberikan imunisasi, nasihat apa yang pernah diterima, kapan merasakan gerakan janin pertama kali.
(c) Komplikasi kehamilan sekarang seperti; pusing, kunang-kunang, bengkak di kaki, perdarahan, kejang-kejang, gangguan kesadaran.
(d) Adakah penyakit lain dalam kehamilan seperti; jantung, DM, infeksi virus, bakteri, protozoa, dan penyakit kelamin.
(e) Penggunaan alat kontrasepsi sebelum kehamilan yang sekarang.
(f) Pola sehari-hari yang dilakukan ibu mencakup; pola nutrisi, eliminasi, istirahat dan tidur, personal hygiene, aktifitas dan pola sesual.
(8) Riwayat Sosial
(a) Status perkawinan
(b) Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ibu
(c) Dukungan keluarga
(d) Pengambilan keputusan dalam keluarga
(e) Kebiasaan hidup sehat, merokok, minum-minuman keras, mengkomsumsi obat-obatan terlarang.
(f) Tempat dan petugas yang diinginkan untuk membantu persalinan

b) Obyektif
Pemeriksaan umum
(1) Pucat:
Observasi dari konjungtiva, telapak tangan dan lidah dapat menduga adanya anemia.
(2) Kesadaran:
Compos Mentis ( kesadaran baik ) gangguan kesadaran (apatis, somnolen, spoor, koma)
(3) Tinggi badan
Diukur dalam cm, tanpa sepatu. Tingi yang kurang dari 145 ada kemungkinan dapat mempengaruhi proses persalinan CPD (Cephalus Pelvic Disporpotion).
(4) Berat badan
Ukur berat badan dalam kg dan memakai pakaian yang seringan-ringannya. Selama hamil akan terjadi kenaikan berat badan sebesar ½ kg per minggu. Pada trimester l kenaikan ±5 kg.
Kenaikan berat badan ibu hamil bisa dihitung melalui ideks Massa Tubuh/ Body Mass Index
• Berdasarkan BMI (Body Mass Index) :
- Underweight < 19,8 kg/m2
- Normoweight 19,8-26 kg/m2
- Overweight >26 kg/m2
• Kenaikan berat badan yang dibutuhkan selama kehamilan
- Underweight : 12,5-18 kg
- Normoweight : 11,5-16 kg
- Overweight : 7-11,5 kg

Rumus menghitung BMI : BB (kg) (sebelum hamil)
(TB(M))2
(5) Bentuk tubuh :
Perhatikan cara berdiri dan berjalan. Bila tampak kelainan tulang belakang dan panggul maupun tungkai kita harus mencurigai kemungkinan tulang panggul yang menyebabkan kesulitan persalinan.
(6) Tensi :
Normal 110/80 – 140/90
(7) Nadi :
Normal (60 – 100/menit). Bila abnormal mungkin ada kelainan jantung atau paru-paru.
(8) Pernafasan :
Normal (20-24/menit). Bila abnormal mungkin ada kelainan paru-paru atau jantung.
(9) Suhu :
Bila terasa demam dengan perabaan, harap suhu diukur dengan thermometer (normal 36-37oC) bila suhu lebih tinggi dari 37oC dikatakan demam, mungkin ada infeksi.
(10) Kuning:
Harus kita curigai adanya penyakit hati.

Pemeriksaan Fisik Umum
(1) Muka:
Inspeksi adanya oedema. Hal ini mungkin gejala oedema umum. Periksa konjungtiva untuk memperkirakan adanya anemia.
(2) Mulut/gigi:
Periksa adanya karies, gangren pulpa, tonsilitis atau faringitis. Hal tersebut merupakan sumber infeksi.
(3) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui; pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan peningkatan vena jugularis.
(4) Payudara
- bentuk, ukuran dan kesimetrisan
- puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
- adanya kolostrum atau cairan lain
- retraksi atau dipling
- masa atau pembesaran pembuluh limfe
(5) Paru-paru
Lakukan inspeksi pada waktu bernafas bila bentuk dada simetris berarti normal. Bila bentuk dada abnormal kemungkinan adanya kelainan paru-paru. Bila ada keluhan bentuk lebih dari 2 minggu tidak sembuh dengan pengobatan patut dicurigai adanya kelainan paru-paru.
(6) Jantung:
Inspeksi bila tampak kemungkinan ada kelainan jantung yang dapat meningkatkan terjadinya risko yang lebih tinggi baik bagi ibu maupun bayinya.
(7) Abdomen
Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
(8) Tangan dan kaki
(a) Memeriksa apakah tangan dan kaki oedema atau pucat pada kuku jari
(b) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varices.
(c) Memeriksa reflek patella untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper.
(9) Panggul
Genital luar
(a) Memeriksa labia mayora dan minora, kemudian klitoris, lubang uretra dan introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varices, cairan (warna, konsistensi, jumlah, bau).
(b) Melakukan palpasi pada kelenjar bartholini untuk mengetahui adanya pembengkakan atau masa atau kista cairan.

Menggunakan speculum
(1) Memeriksa servik untuk melihat adanya cairan atau darah, luka/lesi, apakah servik sudah membuka atau belum.
(2) Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan atau darah dan luka.

Pemeriksaan Bimanual
(1) Mencari letak servik dan merasakan untuk pembukaan (dilatasi) dan nyeri karena gerakan (nyeri tekanan atau nyeri goyang).
(2) Menggunakan dua tangan diatas abdomen, dua jam di dalam vagina untuk palpasi uterus; ukuran, bentuk dan posisi, mordibilitas, rasa nyeri dan masa.
Untuk pemeriksaan menggunakan speculum dan bimanual dilakukan pada trimester I dan III.

c) Data Penunjang
Pemeriksaan Haemoglobin
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar 10,5 gr% pada trimeste 2.
Nilai batas tersebut ada perbedaanya dengan kondisi wanita tidak hamil. Pada wanita hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya anemia. Dilakukan secara rutin pada kunjungan pertama, pada kehamilan 32 minggu dan jika diperlukan.
Alat yang digunakan:
(1) Hemoglobinometer sahli-Helige.
(2) HCL 0,1 N
(3) Akuades
(4) Blood lancet

Pemeriksaan protein urine
Dilakukan untuk menemukan adanya penyakit ginjal dan pre-eklamsia. Terdapatnya proteinuria mengubah diagnosis hipertensi dalam kehamilan menjadi pre-eklamsia.
Diperiksa dengan cara 5 ml urine dicampur dengan 0,5 ml reagen bang kemudian dipanaskan.
Alat yang digunakan:
(1) Reagen bang
(2) Tabung reaksi
(3) Penangas air
Hasil:
- Jernih : (-)
- Terdapat kekeruhan : (+)/< 10 mg%
- Terdapat sedikit butiran : (+)/10-50 mg%
- Terdapat banyak butiran : (++) / 50-200 mg%
- Terdapat lempengan : (+++) 200-500 mg%
- Menggumpal : (++++) /> 500 mg%

Pemeriksaan glukosa
Dilakukan untuk menemukan diabetes gestasional atau diabetes tak terdiagnosis. DMG (Diabetes Melitus Gestasional) hanya merupakan gangguan metabolisme yang ringan, tetapi hiperglikemia yang ringan tetap dapat memberikan penyulit pada ibu, berupa:
(1) Pre-eklamsia
(2) Polihidramion
(3) Infeksi saluran kemih
(4) Persalinan SC
(5) Trauma persalinan akibat bayi besar
Diperiksa dengan cara 0,5 ml urine ditambah dengan 5 ml reagen benedict kemudian dipanaskan.
Alat yang digunakan:
(1) Reagen benedict
(2) Tabung reaksi
(3) Penangas air
Hasil:
- biru kehijauan tanpa endapan : (-)
- Hijau dengan endapan kuning : (+) / 0,5-1 gr/dl
- Kuning : (++) / 1-1,5 gr/dl
- Jingga : (+++) / 1,5-2,5 gr/dl
- Merah : (++++) / 2.5-4 gr/dl
Pemeriksaan USG

Anamnesa
1) Diagnona
Diagnosa dibuat untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
a) Hamil atau tidak
Tanda-tanda kehamilan dibagi 2 golongan:
(1) Tanda-tanda pasti, meliputi:
a. Mendengar bunyi jantung anak
b. Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
c. Melihat rangka janin dengan sinar rontgen atau ultasound
(2) Tanda-tanda mungkin, meliputi:
a. Pembesaran, perubahan dan konsistensi rahim
b. Perubahan pada cervik
c. Kontraksi brokston hicks
d. Ballottement
e. Meraba bagian anak
f. Pemeriksaan biologis
g. Pembesaran perut
h. Keluarnya kolostrum
i. Hyperpigmentasi kulit
j. Tanda chadwick
k. Adanya amenorhoe
l. Mual dan muntah
m. Ibu merasakan pergerakan janin
n. Sering kencing
o. Perasan dada berisi dan agak nyeri
b) Primi atau multigravida
- primigravida yaitu wanita yang pertama kali hamil
- multigravida yaitu wanita yang sudah beberapa kali hamil
c) Tuanya kehamilan
Tuanya kehamilan dapat diduga dari:
(1) Lamanya amenorhoe
(2) Dari tingginya fundus uteri
(3) Dari saat mulainya terdengar bunyi jantung anak
d) Tanda-tanda kematian anak di dalam rahim
(1) Bunyi jantung janin tidak terdengar lagi
(2) Rahim tidak membesar, malahan fundus uteri turun
(3) Palpasi anak menjadi kurang jelas
(4) Reaksi biologis menjadi negatif, setelah anak mati kira-kira 10 hari
(5) Pada gambar rontgen terlihat; tanda spalding, tulang punggung sangat melengkung, adanya gelembung-gelembung gas dalam janin.
e) Anak tunggal atau kembar
f) Letak janin dalam rahim
Istilah letak janin dalam ilmu kebidanan mengandung 4 pengertian:
(1) Situs
Letak, yang dimaksud ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu.
(2) Habitus
Sikap. Yang dimaksud ialah letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain
(3) Positio
Posisi. Yang dimaksud ialah salah satu letak bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir.
(4) Presentasi
Presentasi. Yang dimaksud ialah apa yang menjadi bagian terendah.
Selanjutnya setelah ibu selesai diperiksa, tanyakan apakah ia ingin menanyakan sesuatu, bila tidak ada yang ditanyakan tentukan masalah, kebutuhan, masalah potensial serta diagnosa potensial yang mungkin terjadi dan membutuhkan tindakan segera berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dengan penilaian tersebut dapat disusun secara bersama antara bidan dan ibu hamil tentang perawata kehamilan dan rencana persalinannya.
2) Masalah
Ketidaknyamanan pada trimester I
a) Mengidam makanan
b) Kelelahan/fatique
c) Peningkatan perspirasi/keringat bertambah
d) Ptyalism/sekresi air ludah yang berlebihan
e) Morning sickness
f) Emisis gravidarum
g) Kaki keram
h) Keputihan
i) Gangguan psikologis
3) Kebutuhan
a) Pendidikan kesehatan
b) Pemberian vitamin
- sedativa/antiemisis
- B kompleks, lainamin F
c) Kontrol ANC
d) Pemeriksaan USG, laboratorium
4) Diagnosa/masalah potensial
a) Hiperemisis gravidarum
b) Hamil disertai infeksi
c) Perdarahan
- abortus
- KET
- molahidatidosa
5) Tindakan segera
Kolaborasi dengan dokter jika terjadi komplikasi salah satu diatas, atau lakukan rujukan dengan menggunakan BAKSOKU

Planning
Pelayanan yang dapat diberikan bidan selama asuhan antenatal antara lain:
1) Memebritahukan kepada ibu hasil penemuan pada pemeriksaan serta menghitung usia kehamilan.
2) Memberitahu ibu mengenai ketidak nyamanan yang mungkin akan dialami ibu.
3) Pendidikan kesehatan mengenai mengatasi ketidaknyamanan, seperti;
a) Makan makanan yang bergizi yang disukai dengan porsi sedikit tetapi sering
b) Saat bangun tidur, jangan langsung turun tetapi minum air hangat terlebih dahulu
c) Hindari pencucian vagina (douching) untuk mengurangi keputihan
4) Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan
5) Pendidikan kesehatan mengenai:
a) Nutrisi
Makanan ibu hamill perlu ditambah baik kalori, protein maupun mineral untuk perkembangan bayi. Pada trimester pertama lebih ditekankan pada tambahan kalsium, karena saat hamil sering terjadi karies yang berkaitan dengan hiperemisis gravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan kalsium disekitar gigi. Selain itu, janin-janin dalam kandungan akan membutuhkan kalsium.
Tabel 2.2
Kebutuhan makanan sehari-hari
Ibu tidak hamil, ibu hamil dan menyusui
Kalori dan zat makanan Tidak hamil Hamil Menyusui
Kalori
Protein
Kalsium
(Ca)
zat besi
(fe)
vitamin A
vitaminD
Tiamin
Riboflavin 2000
55 g
0,5 g
12 g
5000 IU
400 IU
0,8 mg
1,2 mg
13 mg
60 mg 2300
65 g
1 g
17 g
6000 IU
600 IU
1 mg
1,3 mg
15 mg
90 mg 3000
80 g
1 g
17 g
7000 IU
800 IU
1,2 mg
1,5 mg
18 mg
90 mg

b) Aktivitas
(1) Olah raga ringan
Kegiatan olah raga pada ibu hamil tidak perlu dibatasi, tetapi tidak terlalu berat dan tidak beresiko untuk ibu dan fetus, latihan olah raga dapat meningkatkan O2 consuption, heart rate, stroke volume dan cardiac output.
(2) Istirahat
Ibu hamil perlu istirahat paling sedikit satu jam pada siang hari dengan kaki ditempatkan lebih tinggi dari tubuhnya. Tidur, istirahat dan santai sangat bermanfaat bagi ibu hamil agar tetap kuat dan tidak mudah terkena penyakit.
(3) Bepergian
- jangan terlalu lama dan melelahkan
- Duduk lama statis vena (vena staganis) menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak.
c) Kerja
- boleh bekerja seperti biasa
- cukup istirahat dan makan teratur
d) Kebersihan
Diperlukan kebersihan umum misalnya mandi, sikat gigi secara teratur minimal 2 kali sehari. Bila persu gigi diperiksa untuk mengetahui adanya sumber infeksi seperti caries dentis, hal ini perlu segera diobati.
e) Hubungan seksual
Hubungan seksual tiak dihalangi kecuali bila ada riwayat;
(1) sering abortus
(2) perdarahan pervaginam
(3) infeksi
jika ada riwayat tersebut maka dapat diatasi dengan penggunaan kondom.
f) Memberikan imunisasi TT 1
g) Memberikan tambahan vitamin A
h) Menjelaskan mengenai tanda-tanda bahaya pada kehamilan:
(1) Perdarahan pervaginam
(2) Sakit kepala lebih dari biasa
(3) Gangguan penglihatan
(4) Pembengkakan pada wajah/tangan
(5) Nyeri abdomen (epigastrik)
(6) Janin tidak bergerak seperti biasanya.
i) Berikan penjelasan dan penanganan yang sesuai jika terjadi komplikasi
6) Penanganan
a) Hiperemisis gravidarum
(1) MRS
(2) Dipasang infus
(3) Sedativa
(4) B kompleks
b) Hamil disertai infeksi
(1) Konsultasi/rujuk
(2) MRS/berobat jalan
(3) Pengobatan
- analgesik
- antipiretik
- antibiotik
- tambahan vitamin
- obat khusus
(4) Konsultasi pemeriksaan
- laboratorium
- kultur
- tes sensivitas
c) Perdarahan
(1) Rujuk untuk mendapatkan pelayanan yang adekuat
(2) Sesuai dengan penyebab
b. Trimester II (sebelum minggu ke 28)
Informasi penting;
Sama seperti trimester I ditambah dengan waspada pre-eklamsi.
Pada masa ini ibu hamil dan keluarga memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayi.
Asuhan kebidanan
1) Subjektif
Sama seperti pada trimester I hanya saja lebih ditekankan pada rasa ketidaknyamanan dan keluhan utama
2) Objektif
a) Tekanan darah
b) Berat badan
c) Edema
d) Masalah dari kunjungan pertama
e) Auskultasi detak jantung
f) TFU
Tabel 2.3
Pemantauan Tumbuh Kembang (janin normal)
Usia kehamilan Tinggi Fundus
Dalam cm (spiegelberg) Menggunakan petunjuk-petunjuk badan (mac donald)
20 minggu 20 cm (± 2 cm) Pada umbilikus
22-27 minggu Usia kehamilan dalam minggu = cm (± 2 cm) Pada umbilikus

3) Assesment
Tentukan diagnosa sesuai dasar-dasar;
a) Riwayat kehamilan
b) Riwayat abortus
c) Hari pertama haid terahir
d) TFU
e) BJA
4) Masalah
Biasanya pada kehamilan trimester II, keluhan berkurang, makan bertambah dan gerakan janin mulai dirasakan, kontriksi braxton hicks.
Tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi masalah-masalah sebagai berikut:
a) Edema dependen
b) Gusi berarah
c) Haemoroid
d) Insomnia
e) Keputihan
f) Konstipasi/sembelit
g) Kram pada kaki
h) Mati rasa/rasa perih pada jari-jari tangan dan kaki (jarang ditemukan)
i) Perut kembung
j) Pusing/syncope
k) Hyperventilasi
l) Nyeri ligamentum rotundum
m) Gangguan psikologis
5) Kebutuhan
a) Antenatal care
b) Penkes dalam mengatasi ketidaknyamanan
c) Tambahan vitamin Fe
d) Imunisasi tetanus
e) Pemeriksaan USG
6) Diagnosa/masalah potensial
a) IUFD
b) UGR
c) Persalinan premature
d) Pre-eklamsi ringan
e) Pre-eklamsi berat
f) Eklamsi
g) Ketuban pecah dini
h) Perdarahan
- Abortus
- Solutio plasenta
- Plasenta letak rendah
- Pecah sinus marginalis
- Pecah vasaprevia
7) Tindakan segera
Kolaborasi dengan dokter jika terjadi komplikasi diatas, atau lakukan rujukan dengan menggunakan rumus BAKSO
8) Planning
a) beritahu kepada ibu hasil penemuan pada pemeriksaan
b) pendidikan kesehatan mengenai nutrisi, eliminasi, istirahat, kebersihan diri dan lingkungan.
c) Pendidikan kesehatan mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan.
d) Pendidikan kesehatan dalam mengatasi ketidaknyamanan, seperti;
(1) Hindari berdiri atau beristirahat terlalu lama
(2) Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
(3) Hindari banyak makan-makanan yang banyak mengandung gas seperti kol dan umbi-umbian karena akan menyebabkan kembung perut
(4) Banyak minum dan makan makanan yang berserat untuk mengatasi konstipasi
(5) Gunakan tehnik relaksasi, mandi air hangat, minum-minuman hangat sebelum tidur untuk mengurangi insomnia.
(6) Mengatur pernafasan dapa saat terjadi hiperventilasi
e) Tekuk lutut kearah abdomen, mandi air hangat, gunakan bantalan pemanas pada area yang sakit
f) Memberikan tambahan vitamin Fe
g) Memberikan imunisasi TT II
h) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan.
i) Beritahu untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur 1 bulan sekali atau jika ada keluhan
j) Penanganan
(1) Persalinan premature
(a) Konservatif
(b) Sedativa
(c) Pengobatan
(d) Gestanon
(e) Duvadilan/duphaston
(2) Pre-eklamsi ringan
(a) Antenatal care
(b) Kurangi garam
(c) Diuretik ringan
(3) Pre-eklamsi berat/eklamsi
(a) MRS:
- Tong spatel
- Infus cairan
(b) Obat spesifik
- Valium
- Magnesium sulfat
(c) Observasi 2 x 24 jam
(d) Menentukan sikap terhadap kehamilan
(4) Perdarahan, IUGR, IUFD, KPD
(a) Lakukan rujukan
(b) Sesuai dengan penyebab.
c. Trimesster III
informasi penting:
1) Antara 28-36 minggu
Sama seperti timester I dan II dan ditambah palpasi abdomen
2) Setelah 36 minggu
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak janin dan tanda-tanda abnormal lain
Asuhan kebidanan
a. Subjektif
Keluhan utama
b. Objektif
Pemeriksaan umum
1) Tekanan darah
2) Berat badan
Pemeriksaan fisik umum
1) edema
2) masalah dari kunjungan pertama
3) pemeriksaan abdomen
a) mengukur TFU
Tabel 2.4
Pemantauan Tumbuh Kembang (janin normal
Usia kehamilan Tinggi fundus
Dalam cm (spiegelberg) Mengunakan petunjuk-petunjuk badan (Mac Donald)
28 minggu 28 cm (± 2 cm) Ditengah antara umbilikus dan porseseus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan dalam minggu = cm (± 2 cm) Ditengah antara umbilikus dan porseseus sifoideus
36 minggu 36 cm (± 2 cm) Pada porsesus sifoideus

b) melakukan palpasi untuk mengetahui letak, persentasi, posisi dan penurunan kepala janin
c) menghitung denyut jantung janin dengan stetoskop bila 18 mingu
Leopold I;
a) Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
b) Menentukan tinggi fundus uteri
c) Mengetahui bagian apa yang ada dalam fundus
d) Konsistensi uterus
Variasi menurut letak kepala atau bokong satu tangan di fundus dan tangan yang lain diatas simfisis.
Leopold II:
a) Menentukan bagian posisi janin terhadap ibu
b) Menentukan letak punggung janin
c) Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Variasi menurut Budin;
Menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan fundus.
Leopold III;
a) Menentukan bagian terendah janin
b) Apakah bagian terendah tersebut sudah masuk pintu atas panggul atau belum.
Variasi menurut Ahfel;
Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakan tegak ditengah perut.
Leopold IV:
a) Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil
b) Seberapa jauh bagian bawah janin sudah masuk pintu atas panggul
4) Auskultasi detak jantung
Pemeriksaan oenunjang
1) Hb
2) Protein urine
3) Glukosa

c. Assesment
Tentukan diagnosa sesuai dasar-dasar:
1) Riwayat kehamilan
2) Riwayat abortus
3) Riwayat pertama haid terahir
4) TFU
5) Leopold
6) BJA
Masalah:
Sama seperti masalah pada trimester II tetapi jika terjadi perdarahan bukan diakibatkan oleh abortus, sering BAK, gangguan psikologis.
Kebutuhan:
Sama seperti trimester II dan lebih ditekankan pada persiapan persalinan
Diagnosa/masalah potensial:
Sama seperti trimester II
Tindakan segera:
Kolaborasi dengan dokter jika terjadi komplikasi diatas, atau lakukan rujukan dengan menggunakan rumus BAKSOKU
d. planning
1) Beritahu kepada ibu hasil penemuan pada pemeriksaan dan hitung usia kehamilan
2) Beri pendidikan kesehatan mengenai nutrisi, eliminasi, istirahat, kebersihan diri dan lingkungan
3) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, komplikasi kehamilan
4) Beri tambahan vitamin Fe
5) Pendidikan kesehatan mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan dan kurangi garam dan diuretik ringan
6) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan.
7) Beritahu untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur 1 bulan sekali yaitu tanggal =7, bulan -3, tahun =1
a) Keluhan-keluahan; ketidak nyamanan yaitu; diahea, nocturia, gatal-gatal, hidung tersumbat/berdarah, mengidam, kelelahan, keputihan, keringat bertambah, palpitasi jantung, ptyalism, mual/muntah, sakit kepala. Tanda bahaya yaitu perdarahan dari jalan lahir yaitu aortus, mola, KET dan mual muntah berlebihan.
b) Obat-obatan
c) Kehawatiran ibu hamil
8) Riwayat kehamilan yang lalu
a) berapa kali hamil
b) riwayat perdarahan kehamilan, kelahiran dan nifas
c) hipertensi
d) bayi < 2,5 kg atau 4 kg
9) Riwayat kesehatan terdahulu dan sekarang seperti:
a) Masalah kardiovaskuler
b) Hipertensi
c) DM
d) Malaria
e) PMS dan HIV/AIDS dan lain-lain
f) Imunisasi TT
10) Riwayat sosio-ekonomi
a) Status perkawinan
b) Reaksi orang tua dan keluarga terhadap kehamilan
c) Riwayat KB
d) Dukungan keluarga
e) Pengambil keputusan dalam keluarga
f) Kebiasaan makan dan gizi
g) Kebiasaan hidup sehat
h) Beban kerja dan kegiatan sehari-hari
i) Tempat melahirkan dan penolong
Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, periksa fisik keseluruhan dan tanda-tanda kehamilan
Pemeriksaan laboratorium
1) Urine: memastiakan kehamilan, biakan bakteri
2) Darah: konsentrasi Hb (batas normal 10,5-15 g/l), HT (normal > 35), golongan darah (Rh negatif atau positif, antibosi Rh), VDRL(sipilis), HbsAg, anti rubela, antibodi HIV.
Assesment
1) Kehamilan yang ke berapa
2) Jumlah melahirkan
3) Pernah atau tidak keguguran
4) Usia kehamilan
Maslah yang sering terjadi pada kehamilan yaitu:
Ketidak nyamanan; diahea, nocturia, gatal-gatal, hidung tersumbat/berdarah, mengidam, kelelahan, keputihan, keringat bertambah, palpitasi jantung, ptyalism, mual/muntah, sakit kepala. Tanda bahaya yaitu perdarahan dari jalan lahir yaitu aortus, mola, KET dan mual muntah berlebihan.
Penanganan
1) Ketidaknyamanan:
a) Diarrhea yaitu rehidrasi oral, hindari makanan berserat, buah, sayur, laktosa dan makanan sedikit tapi sering
b) Nocturia yaitu penjelasan mengenai sebab, kosongkan saat terasa dorongan, jangan kuragi minum malam hari
c) Gatal-gatal, gunakan kompres mandi siram air sejuk
d) Hidung tersumbat/berdarah yaitu gunakan vaporizer udara dingin
e) Mengidam. Tidak perlu khawatir selama diet gizi memadai, penkes bahaya makanan tidak benar, bahas makanan yang bisa diterima atau makanan bergizi
f) Kelelahan. Hindari makanan yang mengandung gas, mengunyah makanan secara sempurna, senam hamil, pertahankan kebiasaan BAB
g) Keputihan. Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari, pakai pakaian menyerap keringat
h) Keringat bertambah. Pakaian tipis dan longgar, banyak minum, mandi secara teratur
i) Palpitasi jantung. Jelaskan kelaziman perubahan karena kehamilan
j) Ptyalism. Gunakan pencuci mulut/mint
k) Mual/muntah. Hindari bau menyebabkan mual, makan biskuit kering atau roti bakar sebelum bangkit di pagi hari, makan sedikit tapi sering, duduk tegak setelah makan, hindari makanan berminyak, bangun tidur secara perlahan, istirahat seperlunya
l) Sakit kepala. Teknik relaksasi, masase leher dan otot bahu, kompres hangat dan dingin dileher, istirahat, mandi air hangat.
2) Bila menemukan salah satu tanda bahaya segera datang ketenaga kesehatan dan rujuk bila tidak tertangani.

B. Intra Natal Care
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
1. Sebab-sebab Mulainya Persalinan
Sebab terjadinya partus bisa karena faktor harmonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus pengaruh syaraf dan nutrisi yang mengakibatkan partus mulai.
Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon esrtogen dan progesteron. Seperti diketahui progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai.
a. Kala I
Klinis dapat di nyatakan partus dimulai biala timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bercampur darah (blood show). Lendir yang berdarah ini berasal dari lendir kenalis servikalis karena mulai membuka dan mendatar., sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika servika membuka.
Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada sevik (membuka dan menipis) dan berakhir dengan rahimnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada servik.
1) Tanda dan Gejala Inpartu
Persalinan adalah proses bersama bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Persalinan dapat dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit.
Persalinan dimualai atau inpartu pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan servik (membuka dan menipis) dan berakhir dengan rahimnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada servik.
a) penipisan dan pembukaan servik.
b) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servik (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
c) Keluarnya lendir bercampur darah (show) melalui vagina
2) Fase-fase dalam Kala Satu Persalinan
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servik hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala 1 dibagi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
a) Fase laten persalinan
(1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan sevik secara bertahap
(2) Pembukaan sevik kurang dari 4 cm
(3) Biasanya berlangsung hingga dibawah 8 jam
b) Fase aktif persalinan
(1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
(2) Servik membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10 cm)
(3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin
Fase aktif dibagi 3:
(1) Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
(2) Fase dilatasi maksimal; dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
(3) Fase deselerasi; pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.
Mekanisme pembukaan servik berbeda antara primigravida dengan multigravida. Pada yang pertama ostium uteri intenum akan membuka terlebih dahulu, sehingga servik akan mendatar dan menipis. Baru kemudian ostium uteri sudah sedikit terbuka, ostium uteri internum dan ekternum serta penipisan dan pendataran servik terjadi dalam saat yang sama. Ketuban akan pecah sendiri ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap bila ketuban pecah sebelum pembukaan 5 cm disebut ketuban pecah dini.
Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan san pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat direkam secara terpisah dalam catatan kemajuan persalinan atau kartu menuju sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal dan waktu harus ditulis setiap kali membuat catatan fase laten persalinan. Semua asuhan dan intervensi harus dicatat.
Kondisi ibu dan bayi harus dicatat secara seksama, yaitu:
(1) Denyut jantung janin; setiap 30 menit
(2) Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus; setiap 30 menit
(3) Nadi; setiap 30 menit
(4) Pembukaan servik; setiap 4 jam
(5) Tekanan darah dan temperatur; setiap 4 jam
(6) Produksi urine, aseton dan protein; setiap 2 sampai 4 jam
Jika ditemui tanda-tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi harus lebih sering dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila dalam diagnose kerja ditetapkan adanya penyulit dalam persalinan. Jika frekuensi kontraksi berkurang dalam satu atau sua jam pertama, nilai ulang kondisi aktual ibu dan bayi. Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau penyulit, ibu dipulangkan dan dipesankan untuk kembali jika kontraksinya menjadi teratur dan lebih sering.
3) Pencatatan selama Fase Aktif Persalinan
Halaman depan patograf mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, termasuk;
a) Kolom tentang ibu
(1) Nama, umur
(2) Gravida, para, abortus (keguguran)
(3) Nomor catatan medis/nomor puskesmas
(4) Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika dirumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu)
b) Kondisi janin
(1) DJJ
(2) Warna dan adanya air ketuban
(3) Penyusupan (molase) kepala janin
c) Kemajuan persalinan
(1) Pembukaan servik
(2) Penurunan bagian terbawah janin atau presentase janin


Periksa luar Periksa dalam keterangan
5/5
Kepala diatas PAP mudah digerakan
4/5
H I-II Sulit digerakan, bagian terbesar kepala belum masuk panggul
3/5
H II-III Bagian terbesar kepala belum masuk panggul
2/5
H III + Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul
1/5
H III-IV Kepala di dasar panggul

H IV Di perineum

(3) Garis waspada dan garis bertindak
d) Jam dan waktu
(1) Waktu mulai fase aktif persalinan
(2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
e) Kontraksi uterus
Frekuensi dan lamanya
f) Obat-obatan dan cairan yang diberikan
(1) Oksigen
(2) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
g) Kondisi ibu
(1) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
(2) Urine (volume, aseton atau protein)
h) Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi ptograf atau di catatan kemajuan persalinan)
4) Pencatatan pada lembar belakang patograf
Halaman belakan patograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Nilai dan catatan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV (mencegah terjadinya perdarahan perdarahan pasca salin). Selain itu catatan persalinan (yang diisi lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai sejauh mana telah dilakukan asuhan persalinan yang bersih dan aman.
5) Catatan Persalinan
a) Data dasar
b) Kala I
c) Kala II
d) Kala III
e) Bayi baru lahir
f) Kala IV
b. Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan servik sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II dikenal juga dengan kala pengeluaran.
2) Tanda dan gejala Kala II
b) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
c) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan vaginanya
d) Perineum kelihatan menonjol
e) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka
Diagnosis kala II dapat ditegakan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukan :
- Pembukaan servik telah lengkap
- Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.
2) Penanganan
Kala II persalinan merupakan pekerjaan yang sangat sulit bagi ibu. Suhu tubuh ibu akan meninggi, ia mengedan selama kontraksi dan ia kelelahan. Petugas harus mendukung ibu atas usahanya untuk melahirkan bayinya.
Berikut asuhan yang harus dilakukan selama kala II;
a) Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan kehadiran seseorang untuk:
(1) Mendampingi ibu agar merasa nyaman
(2) Menawarkan minum, mengipasi dan memijit ibu
b) Menjaga kebersihan diri
(1) Ibu tetap di jaga kebersihannya agar terhindar infeksi
(2) Bila ada darah, lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan
c) Mengipasi dan masasse
Menambah kenyamanan bagi ibu
d) Membantu mengatur posisi ibu yang nyaman, sesuai keinginan ibu seperti:
(1) Jongkok
(2) Menungging
(3) Tidur miring
(4) Setengah duduk
e) Menjaga kandung kemih tetap kosong
f) Memberikan cukup minum
g) Memimpin mengedan bila ada his
h) Selama persalinan
Selagi ada kontraksi ketika kepala akan lahir. Hal ini menjaga agar perineum meregang pelan dan mengontrol kepala serta mencegah robekan.
i) Pemantauan denyut jantung
Setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi (>120).
Selama mengedan yang lama akan terjadi pengurangan aliran darah dan oksigen ke janin.
j) Melahirkan kepala bayi
(1) Saat kepala bayi membuka vulva (5-6 cm) letakan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat.
(2) Menahan perinium dengan satu tangan lainnya
(3) Mengusap muka bayi untuk membersihkan dari kotoran lendir/darah, segera setelah kepala lahir
(4) Periksa tali pusat di leher
Bila lilitan tali pusat terlalu ketat diklem pada dua tempat kemudian digunting diantara dua klem tersebut, sambil melindungi leher bayi, tetapi bila bisa di longgarkan, cukup dilonggarkan saja.
(5) Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya;
(a) Tempatkan kedua tangan pada kedua sisi kepala dan leher bayi
(b) Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
(c) Lakukan tarikan ke atas untuk melahirkan bahu belakang
(d) Selipkan satu tangan kebahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
(e) Pegang erat bayi agar jangan sampai jatuh
k) Letakan bayi di perut ibu, bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh dengan menggunakan handuk atau sejenisnya sambil melakukan rangsangan taktil, berikan bayi untuk menetek
l) Merangsang bayi
(1) Denagan melakukan pengeringan cukup memberikan rangsangan pada bayi
(2) Dilakukan dengan cara mengusap-usap pada bagian punggung atau menepuk telapak kaki bayi.
c. Kala III
Pemberian oxitosin < 2 menit setelah bayi lahir
Waktu yang palingkritis untuk mencegah perdarahan postpartum adalah ketika plasenta lahir dan segera setelah itu. Ketika plasenta terlepas atau sepenuhnya terlepas tetapi tidak keluar, maka perdarahan terjadi dibelakang plasenta sehingga uterus tidak dapat sepenuhnya berkontraksi karena plasenta masih di dalam. Kontraksi pada otot uterus merupakan mekanisme fisiologis yang menghentikan perdarahan, jadi pemberian oksitoksin sangat penting dilakukan untuk merangsang kontraksi uterus dan menghentikan perdarahan, maka dari itu harus dilakukan dengan cepat dalam waktu kurang dari 2 menit.
1) Fisiologi Kala III
Pada kala III persalinan, otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implementasi plasenta. Karena tempat implementasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.
Tanda-tanda pelepasan plasenta;
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus
b) Tali pusat memanjang
c) Semburan darah tiba-tiba
2) Manajemen aktif Kala III
a) Pemberian suntikan oksitoksin 10 ui
b) Melakukan penegangan tali pusat terkendali
c) Pemijatan fundus uteri (masasse) segera setelah plasenta lahir, selama 15 detik atau 15 kali.
d. Kala IV
Batasannya adalah 2 jam setelah plasenta lahir. Masa post partum merupakan saat yang paling kritis untuk menjaga kematian ibu terutama kematian disebabkan karena perdarahan. Selama kala IV petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam kedua setelah persalinan. Yang di pantau pada kala IV adalah tekanan darah, nadi, temperatur, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan.
C. Masa Nifas
1. Pengertian
Perawatan nifas merupakan perawatan lebih lanjut bagi wanita sesudah melahirkan. Nifas dalam bahasa Indonesia kemungkinan diambil dari bahasa arab yaitu istilah yang dipergunakan untuk kaum ibu setelah melahirkan. Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium yang berasal dari bahasa latin “puer” artinya bayi, dan parous” berarti melahirkan. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.
Pengertian puerperium yang dikemukakan oleh Bemet,V.R. dan rown, L.K. adalah waktu mengenal perubahan besar yang berjangka pada periode transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagiaan dan tanggung jawab dalam keluarga. Masa nifas secara harfiah didefinisikan sebagai masa persalinan selama dan segera setelah melahirkan, meliputi minggu berikutnya pada waktu alat-alat reproduksi kembali normal.
Periode pasca persalinan (post partum) adalah masa setelah kelahiran plasenta dan membran yang menandai berakhirnya periode intra partum sampai waktu menuju kembalinya sistem reproduksi normal kembali. (Vamey’s Midwifery, 1997).
Post natal artinya suatu periode yang tidak kurang dari 28 hari setelah akhir persalinan, dimana selama waktu itu kunjungan yang berkesinambungan dari bidan kepada ibu dan bayi sedang sdiperlukan.(midwifery, 2001)

2. Perubahan Pada Ibu Setelah Persalinan
Terdapat dua perubahan penting pada masa puerperium, yaitu:
a. Involusi uterus dan pengeluaran Lochea
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:
1) Autolisys
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam otot uterin, enzim proteolitik akan memendekan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga sepuluh kali panjangnya dari semula dan lima kali lebarnya dari semula selama kehamilan.
2) Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages didalam system vasculer dan system limphatik.
3) Efek oksitoksin
Penyebab kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan mengkompres pembuluh darah yang akan mengurangi masuknya darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. (asuhan kebidanan post partum, 2003)
Proses involusi uteri dapat dilihat pada tabel:
Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus
Plasenta lahir
7 hari (1 minggu)
14 hari (2 minggu)
42 hari (6 minggu)
56 hari (8 minggu) Sepusat
Pertengahan pusat simpisis
Tak teraba
Sebesar hamil 2 minggu
normal 1000 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
Lochea adalah ekresi cairan rahim selama masa nifas, lochea mempunyai reaksi basa yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal, lochea mengalami perubahan karena proses involusi.
Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya, sebagai berikut:
1) Lochea Rubra (kurenta)
a) 1 sampai 3 hari, berwarna merah hitam
b) terdiri dari sel desidua, vemiks caeseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum, sisa darah.
2) Lochea Sanginolenta
a) 3 sampai 7 hari
b) berwarna putih bercampur darah
3) Locheaq Serosa
a) 7 sampai 14 hari
b) berwarna kekuningan
4) Lochea Alba
a) Setelah hari ke 14
b) Berwarna putih

b. Laktasi/pengeluaran Air Susu Ibu
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu ada dalam keadaan sedih, tertekan, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan memungkinkan tidak terjadi produksi ASI.
Ada 2 refleks yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa ibu, yaitu:
1) Reflaks Prolaktin
Pada waktu bayi mengisap payudara ibu, maka ibu menerima rangsangan nero hormonal pada putting dan aerola, rangsangan ini melalui nervus vagus diteruskan ke hypophysa lalu ke lobus anterior, lobus anterior akan mengeluarkan hormon prolaktin dan masuk melalui peredaran darah sampai pada kelenjar-kelenjar, pembuat ASI terangsang untuk memproduksi ASI.
2) Refleks Let Down
Refleks ini mengakibatkan memancarnya ASI keluar, isapan bayi akan merangsang putting susu dan aerola yang dikirim lobus posterior melalui nervus vagus dari grandula pituitary posterior dikeluarkan hormon oksitoksin kedalam peredaran darah yang menyebabkan adanya kontraksi otot-otot myoepitel dari saluran air susu, karena adanya kontraksi ini maka ASI akan terperas ke arah ampulla. (pribadi, asuhan kebidanan III).
c. Tanda-tanda bahaya pada ibu post partum
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa post partum oleh karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya mengenai tanda-tanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis, ibu juga perlu mengetahui kemana ia mencari bantuan tersebut.
Beritahu ibu jika mengetahui adanya masalah-massalah berikut, maka ia perlu segera menemui bidan:
1) perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut dua kali dalam setengah jam).
2) Pengeluaran vagina yang baunya menusuk
3) Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung
4) Sakit kepala yang terus- menerus, nyeri ulu hati atau masalah penglihatan
5) Pembengkakan di wajah atau di tangan
6) Demam, muntah, rasa sakit pada waktu buang air kecil atau jika merasa tidak enak badan
7) Payu dara yang berubah menjadi merah, panas dan atau terasa sakit
8) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
9) Rasa sakit, merah, lunak dan atau pembengkakan di kaki
10) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri sendiri
11) Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah
d. Tujuan/asuhan kebidanan ibu post partum
1) Memberikan layanan fisik dan kenyamanan dengan segera setelah melahirkan
2) Memberikan layanan psikologis dan support
3) Memelihara/meningkatkan kesehatan umum; istirahat, diet seimbang dan secara bersngsur-sngsur kembali ke aktivitas
4) Mencegah komplikasi yang dapat terjadi sewaktu-waktu
5) Mengenal secara dini dan mengatasi segera bila terjadi komplikasi yang mungkin timbul
6) Menganjurkan menyusui segera mungkin sehingga ibu akan berhasil dalam menyusui
7) Mendidik orang tua dalam perawatan bayi dan perkembangan keluarga baru
8) Memberikan layanan dan kebutuhan bimbingan tentang tumbuh kemabang yang normal dari BBL
9) Tindak lanjut layanan kesehatan yaitu kebutuhan ibu dan keluarga serta layanan KB.

e. Kebijakan program nasional masa nifas-program dan kebijakan teknis
Paling sedikit 4 kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Kunjungan Waktu Uraian
1 6-8 jam setelah persalinan • Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
• Mendetekasi dan merawat penyebab lain pada perdarahan, rujuk bila perdarahan
• Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
• Pemberian ASI awal
• Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
• Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
2 6 hari setelah persalinan • Memastikan involusi uterus berjalan normal; uterus berkontraksi fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal
• Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
• Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
• Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
• Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, perawtan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
3 2 minggu setelah persalinan Sama seperti kunjungan ke 2 (6 hari setelah persalinan)
4 6 minggu setelah persalinan Menanyakan ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami
Memberikan konseling untuk KB secara dini

f. Tindakan yang baik selama asuhan masa nifas normal pada ibu
1) Kebersihan diri
a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b) Menganjurkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air
c) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 hari sekali
d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
4) Istirahat
a) anjurkan ibu agar stirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b) sarankan ia untuk kembali ke rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat pada saat bayi tidur
c) kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal,yaitu:
(1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
(2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
(3) Menyebabkan defresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
5) Latihan
c) Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan pinggul kembali normal, ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung
d) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti:
(1) Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu ke dada; tahan 1 jitungan sampai 5. rileks dan ulangi sebanyak 10 kali
(2) Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dasar panggul (latihan kegel)
(3) Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
4) Gizi
Ibu menyusui harus:
a) mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b) makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup
c) minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
d) pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
e) minum kapsul vitamin A (200.000 iu) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
5) Menyusui
ASI mengandug semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk diminum.
a) Tanda ASI cukup
(1) Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
(2) Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan ”berbiji”
(3) Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup. Bayi yang selalu tidur bukan pertanda baik.
(4) Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
(5) Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
(6) Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusu
(7) Bayi bertambah berat badannya
b) ASI tidak cukup
Bayi harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar (setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan. Jika bayi dibiarkan tidur lebih dari 3-4 jam atau bayi diberi jenis makanan lain atau payudara tidak dikosongkan dengan baik tiap kali menyusui, maka pesan hormonal yang diterima otak ibu adalah untuk menghasilkan susu lebih sedikit.
c) Meningkatkan produksi ASI
(1) Untuk bayi
(a) Menyusui setiap bayi menginginkan atau tanpa di jadwal (on demand)
(b) Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan duduklah selama menyusui
(c) Pastikan bayi menyusu dengan posisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif
(d) Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman, serta minumlah setiap kali menyusu
(e) Tidurlah bersebelahan dengan bayi
(2) Untuk ibu
(a) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
(b) Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan antara mulut bayi dengan putting.
(c) Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut diatas.
6) Perawatan payudara
a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu
b) Menggunakan BH yang menyokong payudara
c) Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet
d) Apabila lecet sangat berat dapat di istirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok
e) Untuk menghilangkan nyeri dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam
f) Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan:
(1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
(2) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting
(3) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak
(4) Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat mengisap seluruh ASI sisanya keluarkan dengan tangan
(5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui
7) Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami-istri begitu darah merah berhenti atau ibu dapat memasukan 1 atau 2 jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami-istri sampai masa waktu tertentu, misalnya sampai masa 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
8) Keluarga berencana
a) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali
b) Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki (amenore laktasi). Oleh karena itu metode amenore laktasi (gambar 1) dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini ialah 2% kehamilan.
c) Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.
d) Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu:
(1) Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya
(2) Kelebihan/keuntungannya
(3) Kekurangannya
(4) Efek samping
(5) Bagaimana menggunakan metode itu
(6) Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui.
e) Jika seorang ibu/pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/pasangan itu untuk mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
D. Bayi Baru Lahir
1. Perubahan yang terjadi pada BBL
a. Sistem Sirkulasi
Setelah bayi lahir, bayi akan bernafas, ini akan menjadikan penurunan pada tekanan arteri pulmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru, duktus arteriosus botali menutup 1-2 menit setelah bayi bernafas. Dengan diguntingnya tali pusat maka akan terjadi penurunan pada vena cava inferior, sehingga tekanan pada arterium kanan berkurang sebaiknya tekanan pada arterium kiri bertambah maka terjadi penutupan foramen ovale.
O2 janin lebih rendah dari pada orang dewasa. Untuk mengimbangi ini peredaran janin lebih cepat, kadar Hb janin tinggi (18 gr%) dari eritrocitnya (5,5 juta/mm3).
Perbedaan Hb janin dan orang dewasa:
1) Hb janin dibuat dalam hati, Hb dewasa pada sumsum merah
2) Hb janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2 daripada orang dewasa
3) Hb janin baru diganti seluruhnya oleh Hb biasa pada umur 4 bulan atau lebih

b. Sistem Respirasi
Pernafasan bayi baru lahir tidak teratur, kedalamannya, kecepatannya dan bervariasi 30-60x/menit
Rangsangan gerakan nafas pertama kali karena tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir sehingga terjadi kehilangan setengah dari jumlah cairan yang hilang diganti dengan udara, paru-paru berkembang dan rongga dada kembali ke bentuk semula.
1) penurunan tekanan oksigen dan kenaikan CO2 merangsang dengan masuknya darah dari paru-paru kedalam atrium kiri, menyebabkan foramen ovale menutup, sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.
2) Kemoreseptor pada sinus karotis rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan

c. Suhu Tubuh
Saat lahir suhu bayi sama dengan suhu ibu, tapi memiliki institusi lemak, luas permukaan tubuh yang besar, sirkulasi yang relatif buruk serta belum dapat berkeringat dan mengigil maka suhu lingkungan harus diatur 36, 5-37,2oC. Untuk mengurangi kehilangan panas dilakukan pengaturan suhu kamar, membungkus badan dan kepala bayi disimpan di tempat tidur hangar.

d. Nadi
Bayi baru lahir denyut nadi 120-150x/menit, tergantung pada aktivitas. Nadi dapat menjadi tidak teratur karena stimulasi fisik atau emosional tertentu seperti gerakan involunter, menangis atau mengalami perubahan suhu yang tiba-tiba.

e. Tekanan Darah
Tekanan darah pada bayi baru lahir rendah sehingga sulit untuk di ukur secara akurat dengan spignomanometer konvensional, 80-60/45-40 mmHg dan 100/50 mmHg sampai dengan hari ke sepuluh.

f. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalamjumlah yang cukup, absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan. Bila dibandingkan dengan pencernaan orang dewasa pencernaan neonatus lebih berat dan lebih panjang. Enzim pencernaan terdapat pada neonatus kecuali amilase pancreas, aktivitas lipase terjadi pada janin 7-8 bulan.

g. Susunan Saraf
Pada trimester akhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna, sehingga janin diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan mata janin sangat sensitif terhadap cahaya.
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selam jam pertama kelahiran. Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir;
4) Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat
5) Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit badan bayi
6) Sambil secara cepat menilai pernafasan, letakan bayi dengan handuk diatas perut ibu.
7) Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir dari wajah untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernafasan bayi.

2. Klem dan Potong Tali Pusat
a. klemlah tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira 1 cm diantara klem-klemtersebut)
b. potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda
c. pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat
d. periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan, lakukan peningkatan ulang yang lebih kuat.

3. Jagalah bayi agar tetap hangat
a. pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan ibu
b. gantilah handuk/ kain yang basah dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
c. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit:
2) Apabila telapak bayi tetap dingin, periksalah salah satu aksila bayi
3) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5oC, segera hangatkan bayi tersebut.
4. Kontak dini dengan Ibu
a. Berikan bayi pada ibu secepat mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk:
1) Kehangatan mempertehankam panas yang benar pada bayi baru lahir
2) Ikatan batin dan pemberian ASI
b. Dorongan ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (dengan menunjukan refleks rooting)
5. Pernafasan
Sebagian besar bayi akan bernafas secara spontan. Pernafasan bayi diperiksa secara teratur untuk mengetahui adanya masalah.
a. Periksa pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit
b. Jila bayi tidak segera bernafas, lakukan hal-hal berikut:
1) keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat
2) gosokan punggung bayi dengan lembut
3) jika bayi mesih belum bisa bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi
4) apabila bayi sianosis atau sukar bernafas (frekwensi pernafasan kurang dari 30 tau lebih dari 60 kali/menit) berilah oksigen kepada bayi dengan kateter nasal.
6. Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia/PMS. Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah melahirkan.
7. Asuhan Bayi Baru Lahir
Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun, berikan asuhan berikut:
a. Pertahankan suhu tubuh bayi
1) dari memandikan bayi sedikitnya 6 jam dan hanya setelah itu jika tidak terdapat masalah medis dan jika suhunya 36,5oC
2) bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepada bayi harus ditutup.
b. Pemeriksaan fisik bayi
Lakukan pemeriksaan fisik bayi yang lebih lengkap. Ketika memeriksa bayi baru lahir ingat hal-hal penting berikut:
1) Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaar
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi
3) Lihat, dengarkan dan rasakan tiap-tiap daerah dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematik menuju jari kaki.
4) Jika ditemukan faktor resiko dan masalah, carilah bantuan lebih lanjut yang memang diperlukan.

Tanda-tanda Bahaya Yang Harus Diwaspadai Pada Bayi Baru Lahir
a. Pernafasan; sulit atau lebih dari 60 kali per menit
b. Kehangatan; terlalu panas (38oC atau terlalu dingin 36oC)
c. Warna; kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
d. Pemberiam makanan; hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
e. Tali pusat; merah, bengkak, keluar cairan bau busuk, berdarah
f. Infeksi; suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit
g. Tija/kemih; tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja
h. Aktivitas; menggigil, atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus-menerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

download software

Entri Populer