google-site-verification: google6968eaab40b0eb36.html ano.sb: ASKEP ISOLASI SOSIAL

selamat datang

selamat datang
terimakasih atas kunjungan anda hari ini semoga dapat bermanfaat

Minggu, 28 Maret 2010

ASKEP ISOLASI SOSIAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. S
DENGAN “ ISOLASI SOSIAL”
DI RUANG GELATIK RS JIWA
PROPINSI JAWA BARAT


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Pada mata kuliah praktek klinik keperawatan jiwa











DISUSUN OLEH:
ANO SETIABUDI




AKADEMI KEPERAWATAN SAIFUDDIN ZUHRI
INDRAMAYU

2010



KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha esa atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Therapi Aktivitas Kelompok terhadap klien dengan gangguan jiwa.
Adapun tujuan penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dalam melaksanakan praktek lapangan perawat kesehatan jiwa di RS Jiwa Propinsi Jawa Barat. 
Dalam penulisan laporan study ini,kami mengucapkan terimakasih kepada :
1.  Ibu Dr Baniah,selaku Direktur RSJ propinsi jawabarat
2.  Ibu Widakasih,SKM.,MBA selaku direktur
3.  Ibu Tutin Marlia,SKM selaku kordinator Aksari
4.  Ibu Yustikawati, selaku koordinator
5.  Ibu H, Nelah selaku kepala Ruang Gelatik
6.  Ibu Dewi Sintamaria, selaku pembimbing ruang gelatik
7.  Teman-teman yang telah ikut membantu dalam menyusun terapi aktifitas kelompok ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun proposal ini masih banyak kekurangannya,oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak untuk penyempurnaan propsal ini dikemudian hari dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terutama perawatan jiwa.


                                                                                        Bandung. 24  Maret 2010        


                                                                                                       Penulis      






LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL


A.     MASALAH UTAMA
Isolasi Sosial

B.     PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang lain. Individu erasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan pikiran, prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada  perhatian dan tidak sanggup membagi pengamatan dengan orang lain (Balitbang, 2007)

2. Faktor Predisposisi
a. Faktor Tumbuh Kembang
      Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu, ada tugas perkembangan yang harus dipenuhi dengan agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.
b. Faktor Komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga mmerupakan faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial.
c. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial/mengasingkan diri dilingkungan sosial merupakan suatu faktor pendukung terjadinya ganngguan dalam hubungan sosial.
d. Faktor Biologis
Faktor biologis merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial.
3. Faktor Presipitasi
a. Faktor eksternal
contoh: strsor sosial budaya; keluarga
b. faktor Internal
contohnya adalah stresor psikologis, yaitu stress akibat ansietas yang berkepanjangan dan terjadi dengan keterbatasan individu untuk mengatasinya.
4. Rentang respon

Respon adaptif                                                                   Respon Maladaptif

 

 
Menyendiri             merasa sendiri                           menarik diri
Otonomi                             defendensi                                ketergantungan
Interdependen                    curiga                                       manipulasi
                                                                                          Curiga
a.       respon Adaptif
respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima norma-norma sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku di masyarakat.
-         menyendiri, respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenung apa yang telah terjadi di lingkungan sosialnya
-         otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan  ide, pikiran dan perasaan dalam hubungan sosial.
-         Bekerjasama, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama lain
-         Interdefenden, saling ketergantungan antara individu dengan orang lain
b.      respon maladaptif
respon maladaptif adalah respon yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan di suatu tempat.
-         menarik diri, seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan sosial terbuka dengan orang lain.
-         Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung terhadap orang lain
-         Manipulasi, seseorang yang mengganggun orang lain sebagai objek individu sehingga tidak dapat membina lingkungan sosial secara mendalam.
-         Curiga, seseorang gagal mengmbangkan rasa percaya terhadap orang lain

C.     MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG DITEMUKAN
a.       data subjektif
-         klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain
-         klien menggatakan dirinya tidak ingin ditemani dengan perawat
-         klien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain
-         tidak mau berkomunikasi
-         data didapat biasanya dari keluarga yang mengetahui keterbatasan klien
b.      data objektif
-         kurang spontan
-         apatis
-         ekspresi wajah kurang berseri
-         tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
-         tidak ada atau kurang komunikasi verbal
-         mengisolasi diri
-         tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
-         asupan makanan dan minuman terganggu
-         retensi uriene dan faeces
-         aktivitas menurun
-         kurang berenergi atau bertenaga
-         rendah diri
-         postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin.

D.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi sosial










TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN NY. S DENGAN ISOLASI SOSIAL
DI RUANG GELATIK RS JIWA BANDUNG JAWA BARAT


A.     IDENTITAS KLIEN
Nama                                 : Ny. S
Umur                                  : 33 tahun
Jenis kelamin                      : perempuan
Pekerjaan                           : -
Status perkawinan              : kawin
Pendidikan                         : SD
Tanggal masuk                    : 19 – 03 – 2010
Tanggal pengkajian : 23 – 03 – 2010
Diagnosa medis                  : skizoprenia paranoid
Nomor medrek                   : 037664
Alamat                               : dusun 1 rt 03 rw 02 kelurahan gembong kec. Babakan  Cirebon
Penanggung jawab              : Mumun
Hubungan dengan pasien     : kakak

B.     ALASAN MASUK
Klien masuk ke rumah sakit diantar oleh keluarganya (kakak), klien sakit kurang lebih 2 tahun nampak gejala-gejala : bicara sendiri, mengammbil pakaian orang lain, curiga. Pada saat dikaji pasien tampak diam, tidak ada respon ketika dipanggil, tidak mau berbicara, pasien tiduran di tempat tidur.

C.     FAKTOR PREDIS POSISI
1.      riwayat gangguan jiwa dimasa lalu
sebelumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa kurang lebih 5 tahun berobat ke rumah sakit Waled
2.      Pengobatan sebelumnya
Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena klien tidak teratur minum obat
3.      Aniaya fisik
Menurut klien tidak pernah memukul atau dipukul orang lain
4.      anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
tidak ada anggota keluarga mengalami gangguan jiwa
5.      Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien pernah menjadi TKW di Arab Saudi, uang hasil kerja klien dipakai secara paksa oleh suaminya untuk membangun rumah.

Masalah keperawatan : regiment terapetik inefektif

D.     FISIK
-         tanda vital: TD=130/90 mmHg, N=88x/mt, S= afebris
-         keluhan fisik: tidak ada

masalah keperawatan: tidak ada

E.      PSIKOSOSIAL
1.      Genogram
 






      Keterangan:
            Klien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, klien tinggal serumah dengan suami dan anak-anaknya

Maslah keperawatan : tidak ada
     
2.      Konsep diri
a.       citra tubuh: klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya kecuali tangan
b.      identitas: klien mengatakan bahwa dirinya seorang perempuan
c.       peran : klien mengatakan ia adalah sebagai seorang ibu rumah tangga dan ibu dari anak-anaknya yang mengurus anak-anaknya.
d.      Ideal diri : klien mengatakan ingin pulang dan bertemu dengan anak-anaknya
e.       Harga diri : klien mengatakan merasa malu dengan keadaan saat ini

Maslah keperawatan : gangguan konsep diri: harga diri rendah

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti:
klien mengatakan selalu ingat kepada anak-anaknya, ingin bertemu dengan anak-anaknya.
b.      peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
      klien mengatakan tidak pernah ikut dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
c.       hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
      klien mengatakan merasa dimusuhi tetangganya

Maslah keperawatan : Isolasi sosial

  1. Spiritual
a.       nilai dan keyakinan:
klien mengatakan beragama islam
b.      kegiatan ibadah:
klien mengatakan melaksanakan sholat dan puasa

Maslah keperawatan : tidak ada masalah

F.      STATUS MENTAL

1.      Penampilan:
penampilan klien biasa saja
Maslah keperawatan : tidak ada

2.      Pembicaraan:
bicara lambat agak kurang jelas
Maslah keperawatan : isolasi sosial

3.      aktivitas motorik:
klien tampak lesu
Maslah keperawatan : isolasi sosial

4.      Alam perasaan:
klien mengatakan sedih dan khawatir kepada anak-anaknya
Maslah keperawatan : gangguan alam perasaan: sedih, khawatir

5.      Afek :
tumpul, respon memerlukan stimulus yang kuat
Maslah keperawatan : isolasi sosial

6.      interaksi selama wawancara:
klien tidak kooperatif, kontak mata kurang
Maslah keperawatan : isolasi sosial

7.      Persepsi :
klien mengatakan tidak mendengar suara-suara, tidak melihat bayang-bayang
Maslah keperawatan : tidak ada

8.      proses pikir:
pada saat dikaji proses pikir klien sirkumstansial
Maslah keperawatan : isolasi sosial

9.      Isi pikir:
pada saat dikaji tidak ditemukan adanya waham
Maslah keperawatan : tidak ada

10.  Tingkat kesadaran:
klien mampu mengenal WTO
Maslah keperawatan : tidak ada

11.  Memori:
klien mampu mengingat masa lalunya, keluarganya
Maslah keperawatan : tidak ada

12.  Tingkat konsentrasi dan berhitung:
klien tidak mau berhitung sederhana
Maslah keperawatan : isolasi sosial

13.  Kemampuan penilaian:
gangguan ringan=dapat mengambil keputusan dengan bantuan orang lain
Maslah keperawatan : isolasi sosial

14.  daya tilik diri:
klien mengatakan tidak merasa sakit, menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Maslah keperawatan : koping mekanisme inefektif

G.     KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1.      Makan: klien mau makan 3x/hari
2.      BAB/BAK: klien mampu BAK/BAB sendiri dikamar mandi
3.      Mandi: klien mampu mandi sendiri
4.      berpakaian: klien mampu berpakaian sendiri
5.      Istirahat dan tidur: tidur siang 2 jam/hari, tidur malam dari jam 21.00 WIB. Aktivitas sebellum tidur tidak melakukan
6.      Penggunaan Obat: minum obat dengan bantuan perawat
7.      Pemeliharaan kesehatan: Perawatan lanjutan
8.      aktivitas didalam rumah: mempersiapkan makanan, mencuci pakaian
9.      Aktivitas diluar rumah: belanja

H.     MEKANISME KOPING
Maladaptif (menghindar dan bereaksi lambat)
Maslah keperawatan : isolasi sosial

I.        ASPEK MEDIK
-         Lodomeo
-         THD
-         CPT


J.       KUMPULAN MASALAH KEPERAWATAN
-         Isolasi sosial
-         Regiment terapeutik inefektif
-         Gangguan konsep diri: harga diri rendah

K.    ANALISA DATA
No
Data senjang
Masalah
1.
DS: klien mengatakan merasa malu dengan keadaan saat ini
DO: kontak mata kurang
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
2.
DS:
·        klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok/masyarakat
·        klien mengatakan merasa dimusuhi tetangganya
DO:
·        Klien tammpak diam tidak mau bicara
·        Kontak mata tidak ada
·        Tidak ada respon ketika dipanggil
·        Bicara lambat kurang jelas
·        Klien tampak lesu
·        Afek tumpul, respon memerlukan stimulus yang kuat

Isolasi sosial
3.
DS:
·        klien mengatakan  tidak merasa sakit
·        Klien mennyalahkan hal-hal diluar dirinya

Koping mekanisme inefektif

L.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi Sosial



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN I

A. Proses Keperawatan 
1. Kondisi klien
Klien lebih suka menyendiri di tempat tidurnya, ekspresi wajah seidh, tidak mau kontak dengan yang lain, lebih banyak diam, kontak mata singkat.
2. Diagnosa keperawatan 
Resti mencederai diri, bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
4. Tindakan keperawatan 
TUK 1 : 
a. Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
b. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
c. Jujur dan menepati janji
d. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
e. Berikan perhatian terhadap klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
TUK 2 :
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
b. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul.
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab muncul.
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaannya.


B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 
1. Fase oreientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Mbak, perkenalkan nama saya Sri Sundari, saya biasa di panggil Ndari, nama Mbak siapa? Baiklah Mbak, disini saya akan menemani Mbak, saya akan duduk di samping Mbak, jika ingin mengatakan sesuatu saya siap mendengarkan”.
b. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan Mbak hari ini? Saya ingin sekali membantu Mbak menghadapi masalah dan saya harap Mbak mau bekerja sama dengan saya, Mbak boleh saya tahu apa yang terjadi di rumah sehingga Mbak sampai dibawa kemari? Bagaimana kalau hari ini kita berbicara tentang kebiasaan Mbak yang lebih suka menyendiri, Mbak bersediakan?”.
c. Kontrak
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang?”
“Dimana tempat yang Mbak sukai?”
“Baiklah kita berbicara di tempat tidur saja, berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?”
“Baiklah jadi kita akan ngobrol-ngobrol tentang kebiasaan Mbak yang lebih suka menyendiri selama 30 menit?”
2. Fase Kerja 
“Biasanya kalau jam-jam seperti ini apa yang Mbak lakukan di sini atau di rumah?”
“Bagaimana perasaan Mbak berdiam diri di kamar?”
“Apa yang menyebabkan Mbak berdiam diri di kamar?”
“Jika Mbak berdiam diri di kamar apa yang Mbak lakukan dan pikirkan?”
“Jadi apa saja tanda-tanda kalau Mbak enggan berhubungan dengan orang lain?”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi 
“Apa yang Mbak rasakan setelah kita berbincang-bincang selama 30 menit tadi?”
“Bisa Mbak ulangi lagi apa yang telah kita bicarakan tadi?”
b. Rencana tindak lanjut
“Setelah ini kita akan bicara mengenai keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain”.
c. Kontrak
“Baiklah Mbak, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau kita cukupka sampai di sini, kira-kira jam berapa kita besok bertemu lagi? Tempatnya dimana?”
“Baiklah jam 11 kita akan bertemu di sini lagi selama 15 menit.”



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN II

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien banyak diam di tempat tidurnya, menyendiri, tidak mau kontak dengan yang lain, kontak mata ada.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan Khusus
Tuk 3 : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan
Tuk 3 :
1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.
4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
5. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
6. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
7. Diskusikan bersama klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
8. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.


B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi mbak, mbak masih ingat dengan saya ? coba sebutkan siapa nama saya, bagus ternyata mbak masih ingat.”
b. Evaluasi/ validasi
“Mbak kelihatannya segar dan semangat hari ini, bagaimana perasaan Mbak pagi ini ?”

c. Kontrak
“Kemaren kita sudah berbicara mengenai hal yang menyebabkan bapak sering menyendiri di kamar. Nah, sekarang sesuai dengan janji kita, kita sekarang akan berbincang-bincang mengenai keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain selama 20 menit, bagaimana Mbak bisa kita mulai sekarang ?”
2. Fase Kerja
“Coba mbak sebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.”
“Bagus, ternyata mbak lebih pintar daari saya”
“Sekarang coba mbak sebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.”
“Bagaimana jika mbak ngobrol-ngobrol dengan yang lain sekarang?”
“Bagaimana kalau saya beri contoh cara berkenalan dengan orang lain?”
3. Fase Terminasi 
a. Evaluasi
“Apa yang mbak rasakan setelah kita berbincang-bincang selama 20 menit tadi?”
“Coba mbak ulangi lagi, sebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.”
b. Rencana tindak lanjut
“setelah ini, silahkan mbak coba berkenalan dengan orang lain, paling tidak mbak tahu nama dan asal teman baru mbak.”

c. Kontrak
“Baiklah mbak waktu kita sudah habis, sudah 20 menit kita berbincang-bincang.”
“Kira-kira kapan kita akan bertemu lagi ? tempatnya di mana ? dan apa yang akan kita bahas ?”
“Baiklah bagaimana kalau kita bertemu lagi jam 13.00, kita akan berbincang-bincang di tempat ini lagi selama 30 menit, untuk membahas kegiatan dan perasaan mbak setelah berkenalan dengan orang lain.”


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN III

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih suka menyendiri, diam, kontak mata ada, klien tidak mau kontak dengan yang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan Khusus
Tuk 4 : klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
Tuk 5 : klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawaatan
Tuk 4 :
1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
2. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain.
3. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
5. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan mangan.
7. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dan kegiatan mangan.
Tuk 5:
1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.


B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi mbak, kelihatannya mbak senang hari ini, mbak sudah makan?”
b. Evaluasi/ validasi
“Bagaimana mbak, sudah berkenalan atau sudah ngobrol-ngobrol dengan kenalan baru mbak ?”
“Kalau boleh saya tahu siapa namanya ? asalnya dari mana ? bagus sekali mbak sudah ingat nama dan asal teman baru mbak.”
c. Kontrak
“Tadi sudah beerkenalan dengan teman baru mbak, bagaimana kalau kita berbicara tentang teman baru mbak dan peerasaan mbah setelah berkenalan atau berhubungan dengan teman baru mbak.” Sesuai dengan kesepakatan kita, kita akan berbincang-bincang selama 30 menit.”
2. Fase Kerja
“Coba mbak praktekkan carra berkenalan mbak dengan teman baru mbak pada saya.”
“Setelah berkenalan, kegiatan apa yang mbak lakukan dengan teman baru mbak?”
“Setelah itu bagaimana perasaan mbak, senang atau tidak ?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan mbak sekarang setelah berhubungan dengan orang lain ?”
“Coba mbak ulangi lagi nama dan asal teman baru mbak!”
b. Rencana tindak lanjut
“baiklah saya lihat mbak sudah lelah, silahkan mbak istirahat dan besok kita lanjutkan lagi bincang-bincang kita.”


c. Kontrak
“Baiklah kita cukupkan sekian dulu, sudah 30 menit perbincangan kita kali ini, besok kita akan bincang-bincang kembali tentang cara penggunaan obat yang mbak minum dengan benar dan tepat.”



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN IV

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih banyak diam, menyendiri, tidak mau kontak dengan yang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri
3. Tujuan Khusus
Tuk 7 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
4. Tindakan Keperawatan
1. Diskusi dengan klien tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat serta efek sampingnya.
2. Anjurkan klien untuk minta sendiri obat kepada perawat dan merasakan manfaatnya.
3. Anjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping yang dirasakan.
4. Diskusikan akibat tidak minum obat tanpa konsultasi.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi mbak ? mbak ingat janji pertemuan kita ? bagus sekali ternyata mbak masih ingat dengan tepat, bahwa pagi ini kita akan kembali berbincang-bincang selama kurang lebih 15 menit.”
b. Validasi/ evaluasi
“Bagaimana perasaan mbak pagi ini ? mbak masih berteman atau ngobrol dengan teman baru mbak ? bagus sekali … mbak sudah mau bergabung dengan teman-teman mbak.”


c. Kontrak
“Baik kalau begitu sesuai kesepakatan kita bagaimana kalau pada pertemuan kita kali ini selama 15 menit kedepan kita berbincang-bincang tentang kegunaan obat yang mbak minum tiap hari.”
2. Fase Kerja
“Boleh saya tahu bagaimana cara mbak meminum obat ini ? bagus sekali, mbak sudah bisa menggunakan obat ini secara benar dan tepat, dan jangan lupa ingat nama obat dan waktu minum obat.”
“Bagus sekali mbak patuh dan taat, saya senang mbak mau mengikuti saran perawat dan dokter di sini.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan mbak setelah minum obat dan mengetahui penggunaan obat ini ?”
“Mbak tadi mengatakan bahwa obat ini dapat membantu mbak dan banyak gunanya.”
b. Rencana tindak lanjut
“Mbak haarus selalu mengingat-ingat nama obat, dosis dan cara pemberiannya, coba mbak ingat-ingat lagi ya ?”
c. Kontrak
“Kira-kira kapan ada kesempatan untuk berbincang-bincang lagi mbak ?”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

download software

Entri Populer